Kepala BPS Provinsi Riau, Asep Riyadi, mengatakan bahwa mayoritas kunjungan dilakukan oleh wisatawan asal Malaysia.
“Wisman yang datang ke Riau pada Juni 2025 paling banyak berasal dari Malaysia dengan persentase 47,07 persen, diikuti China sebesar 7,76 persen dan Hongkong 3,77 persen,” ujar Asep di Pekanbaru, Jumat (1/8/2025).
Menurut Asep, dari total kunjungan tersebut, 7.802 kunjungan tercatat melalui empat pintu masuk utama imigrasi, yakni Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II, Pelabuhan Dumai, Pelabuhan Bengkalis, dan Pelabuhan Tanjung Harapan Meranti. Sementara itu, sebanyak 16.564 kunjungan terpantau melalui Mobile Positioning Data (MPD) di wilayah Kabupaten Bengkalis.
“Jika kita lihat secara month-to-month, jumlah kunjungan melalui pintu imigrasi naik 12,97 persen, sedangkan MPD hanya naik tipis 0,07 persen,” jelasnya.
Dari sisi moda transportasi, kunjungan melalui angkutan laut mendominasi dengan kontribusi 55,87 persen, sementara angkutan udara sebesar 44,13 persen. Secara rinci, kunjungan melalui Bandara SSK II mencapai 3.443 kunjungan, naik 5,07 persen dibandingkan Mei.
Adapun kunjungan melalui pelabuhan laut, Pelabuhan Dumai mencatat 1.722 kunjungan atau naik 53,07 persen dibandingkan bulan sebelumnya, Pelabuhan Bengkalis sebanyak 1.737 kunjungan atau naik 16,89 persen, dan Pelabuhan Tanjung Harapan Meranti sebanyak 900 kunjungan atau turun 11,59 persen.
Dari data BPS, kunjungan wisman ke Riau sepanjang Januari–Juni 2025 tercatat sebanyak 119.505 kunjungan, mengalami penurunan 51,27 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Pergerakan kunjungan wisatawan sepanjang semester pertama 2025 cukup fluktuatif, dan secara kumulatif memang masih menunjukkan tren penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” tutur Asep.
Asep juga mengungkapkan bahwa pada Juni 2025, kunjungan dari beberapa negara menunjukkan peningkatan signifikan. Wisman asal Amerika Serikat mencatat kenaikan tertinggi sebesar 491,67 persen, disusul Jepang sebesar 154,55 persen. Sebaliknya, kunjungan dari Singapura mengalami penurunan tertajam hingga 59,90 persen, serta Korea Selatan turun 47,33 persen.
“Kami berharap ke depan ada langkah-langkah kolaboratif yang dapat mendorong kembali pertumbuhan sektor pariwisata, termasuk dari sisi promosi dan konektivitas transportasi,” tutup Asep.
(Mediacenter Riau/bts)
Komentar
Posting Komentar