Apel ini bukan sekadar rutinitas menjelang musim penghujan. Di balik formasi yang tertata dan seragam loreng yang kontras dengan warna oranye khas relawan, tersimpan tekad besar: menyatukan langkah seluruh unsur dalam menghadapi ancaman bencana alam di wilayah Trenggalek.
Ratusan personel gabungan hadir dengan semangat yang sama, memastikan semua siap, dari manusia hingga peralatan, dari prosedur hingga koordinasi. “Kesiapsiagaan bukan hanya urusan siapa yang bergerak duluan, tapi bagaimana kita bergerak bersama,” ujar Dandim 0806/Trenggalek Letkol Inf Isnanto Roy Saputro, S.H., M.Si., di sela kegiatan.
Ia menegaskan, apel kali ini menjadi momentum penting untuk memantapkan kembali standar operasional prosedur (SOP) lintas instansi. “Kegiatan ini bukan hanya apel tahunan. Ini adalah ujian awal kesiapan kita menghadapi bencana di lapangan. Dari personel, alat komunikasi, kendaraan, hingga logistic, semuanya harus siap,” tegasnya.
Letkol Isnanto juga menyebut, TNI melalui Babinsa terus aktif melakukan pemetaan wilayah rawan bencana. Edukasi dan mitigasi menjadi langkah penting agar masyarakat lebih tangguh menghadapi ancaman alam. “Kita tidak bisa menunggu bencana datang. Kesiapan harus dibangun dari sekarang,” ujarnya lagi.
Senada, Kapolres Trenggalek AKBP Ridwan Maliki, S.H., S.I.K., M.I.K., menekankan bahwa koordinasi lintas sektor menjadi kunci utama dalam penanganan darurat. “Ketika bencana datang, semua sekat harus hilang. Tidak ada TNI, tidak ada Polri, tidak ada instansi. Yang ada hanyalah semangat gotong royong untuk menyelamatkan masyarakat,” ujarnya tegas.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Trenggalek Drs. Stefanus Triadi Atmono, M.Si., menjelaskan bahwa Trenggalek termasuk salah satu kabupaten paling rawan bencana di Jawa Timur. Topografi pegunungan, curah hujan tinggi, dan kondisi tanah yang labil membuat wilayah ini sering dilanda longsor dan banjir. “Apel ini adalah pengecekan akhir kesiapan. Kita pastikan seluruh perlengkapan, mulai dari alat berat hingga perahu karet, bisa langsung digunakan kapan pun dibutuhkan,” jelasnya.
Usai apel, ketiga pimpinan, Dandim, Kapolres, dan Kalaksa BPBD melakukan pemeriksaan pasukan dan peralatan. Deretan kendaraan patroli, tenda darurat, hingga perahu karet satu per satu dicek kondisinya. Tak hanya itu, simulasi tanggap darurat juga digelar. Dalam skenario latihan, petugas mengevakuasi korban longsor di medan sulit, memperlihatkan kerja sama apik antarinstansi.
Di sela kegiatan, suasana kebersamaan begitu terasa. Anggota TNI membantu relawan merapikan tenda, sementara personel Polri mengatur lalu lintas agar kegiatan berjalan lancar. Beberapa warga yang menonton dari kejauhan tampak mengabadikan momen itu lewat gawai mereka. “Senang lihat aparat dan relawan kompak begini. Jadi merasa lebih aman,” ujar Siti, warga Kelurahan Ngantru, yang turut menyaksikan apel tersebut.
Menutup kegiatan, Letkol Roy kembali mengingatkan pentingnya sinergi yang berkelanjutan. “Kesiapsiagaan itu tanggung jawab kita semua. Bukan hanya tugas aparat, tapi juga masyarakat. Kalau kita siap dan solid, Trenggalek akan selalu tangguh menghadapi bencana,” pungkasnya dengan optimistis.



Komentar
Posting Komentar