* PEKANBARU, SABTANEWS.COM — Polresta Pekanbaru bersama Ditbinmas Polda Riau melaksanakan kegiatan Minggu Kasih di Aula Mapolsek Pekanbaru Kota, Minggu (7/12/2025) sekitar pukul 10.00 WIB. Kegiatan ini dihadiri perwakilan kepolisian, perangkat RT/RW, serta warga Kecamatan Pekanbaru Kota dengan total peserta mencapai 25 orang. Minggu Kasih menjadi wadah bagi warga untuk menyampaikan aspirasi secara langsung, termasuk persoalan biaya Poskamling hingga kekhawatiran terkait aksi begal yang sempat terjadi di kawasan Gatot Subroto. Warga berharap adanya perbaikan sistem keamanan lingkungan dan peningkatan edukasi kepada masyarakat. Menanggapi hal tersebut, AKBP Efri Yanuri, S.H., M.Si. menegaskan bahwa Polri berkomitmen membuka ruang komunikasi yang lebih dekat dengan masyarakat. “Menjaga keamanan bukan hanya tugas Polri, tetapi tanggung jawab bersama. Kami hadir untuk mendengarkan masukan agar pelayanan dan pengamanan semakin maksimal,” ujarnya. Kegiatan berlangsung secara dialogis dan...
: Para petugas sedang menyiapkan MBG di dapur SPPG Klangon 2 Bojonegoro, Senin (22/9/2025). Dapur ini selalu menjalankan SOP agar menu aman dan bisa dinikmati siswa/Foto: Diki
BOJONEGORO, SABTANEWS.COM – Aroma masakan tercium dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Klangon 2 Bojonegoro pada Senin (22/9/2025).
Sekitar pukul 09.00 WIB, petugas sibuk memasukkan wadah berisi menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG) ke dalam mobil boks berlogo Badan Gizi Nasional (BGN).
Kepala SPPG Klangon 2 Bojonegoro, Erdha Ananta Putra, menyampaikan pihaknya melayani sembilan sekolah dan satu polindes dengan total 3.500 penerima manfaat. Unit ini disebut sebagai salah satu SPPG dengan fasilitas terbaik sesuai standar BGN.
“Menu selalu dikonsultasikan dengan ahli gizi agar beragam dan seimbang. Setelah dipilih, menu kembali dikonsultasikan dan mendapat persetujuan dari PERSAGI Bojonegoro,” jelas Erdha.
Ia menegaskan seluruh proses memasak dijalankan sesuai standar operasional prosedur (SOP). Pemasakan dimulai pukul 02.00 WIB, dilanjutkan pendinginan untuk mencegah makanan cepat basi. “Meskipun juru masak datang pukul 12 malam, mereka hanya boleh menyiapkan bumbu. Masakan sebaiknya dikonsumsi maksimal 6 jam setelah diolah,” tambahnya.
Untuk menjaga kualitas, pengecekan bahan baku dilakukan sejak penerimaan barang, termasuk penyucian dan pemilahan bahan makanan. Setiap menu juga disiapkan sampel khusus yang akan diuji jika terjadi masalah guna memastikan sumber penyebab, baik dari pemasok, pengolahan di SPPG, maupun penyimpanan di sekolah.
SPPG Klangon 2 menerapkan sistem penanda dengan tali ompreng berwarna: merah untuk porsi besar (SMP, SMA, ibu hamil, dan ibu menyusui), biru tua untuk porsi sedang (SD kelas 4–6), hitam untuk porsi kecil (PAUD dan SD kelas 1–3), serta kuning untuk siswa dengan alergi makanan tertentu.
“Pesan kami, makanan sebaiknya segera dikonsumsi sesuai jam makan untuk menghindari risiko. Sisa makanan sebaiknya ditinggalkan di wadah dan tidak dibawa pulang,” pungkas Erdha.
[ai/nn]

Komentar
Posting Komentar