Kapolda Riau Deklarasi Sebagai Bapak Angkat

- Juni 25, 2025
advertise here


PEKANBARU, SABTANEWS.COM — Sebuah perhelatan seni budaya bertajuk "Domang dan Tari sebagai Ikon Konservasi Alam di Riau" menggema di jantung Kota Pekanbaru, tepatnya di kawasan kuliner malam Jalan Cut Nyak Dien, Rabu malam (25/6/2025). 

Dalam acara penuh makna tersebut, Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heriawan, SIK., MH., M.Hum hadir tidak hanya sebagai tamu kehormatan, tetapi juga mendeklarasikan diri sebagai Bapak Angkat Domang dan Tari simbol perjuangan ekologis dan budaya lokal di Bumi Lancang Kuning.

Acara yang digelar ini mengusung tema “Polri untuk Masyarakat dan Alam Riau”, menampilkan pertunjukan seni khas Melayu yang memadukan pesan ekologi, kearifan lokal, serta kritik sosial melalui ekspresi tari dan musik. 

Dihadiri oleh para Pejabat Utama Polda (PJU) Riau dan ratusan masyarakat yang memadati area kuliner malam, suasana berubah menjadi ruang kontemplasi bersama akan pentingnya harmoni antara manusia, budaya, dan alam.

Kepada awak media, Irjen Pol Herry Heriawan menyampaikan bahwa Domang dan Tari bukan sekadar karya seni, melainkan representasi suara-suara yang selama ini terpinggirkan baik oleh pembangunan yang tidak ramah lingkungan, maupun oleh arus modernitas yang menggerus nilai-nilai lokal.

"Domang dan Tari tidak bisa bersuara lantang, tidak punya pengeras suara untuk meneriakkan keadilan. Tapi mereka hadir membawa pesan satir, pantun, dan puisi sebagai bentuk protes lembut kepada kita semua," ujar Kapolda.

Ia menambahkan, peran serta masyarakat sangat penting dalam menjaga karakter budaya dan kelestarian lingkungan. Sebab, Provinsi Riau selama ini menghadapi banyak tantangan terkait ekologi, mulai dari deforestasi, kebakaran lahan, hingga degradasi nilai-nilai adat yang menyatu dengan alam.

Kapolda juga menyampaikan komitmennya menjelang Hari Bhayangkara ke-79, bahwa Polri akan terus berdiri untuk memberikan keadilan bukan hanya kepada masyarakat, tapi juga kepada alam. 

Dalam hal ini, pendekatan restoratif dan kolaboratif menjadi kunci termasuk mendorong sektor UMKM berbasis lingkungan yang dinilai mampu menjaga keseimbangan ekonomi dan ekologi.

"Saya bahkan telah bertemu langsung dengan Domang dan Tari di Rumahnya di Teso Nilo. Ini bukan hanya simbol, tapi panggilan jiwa untuk bertindak. Kita juga sudah bicara dengan OJK agar membantu UMKM yang bergerak di bidang konservasi," tambahnya.

Pemilihan lokasi pentas seni di kawasan kuliner malam bukan tanpa alasan. Menurut Kapolda, tempat ini adalah jantung pergerakan anak muda dan masyarakat umum, sehingga pesan yang dibawa bisa langsung dirasakan dan ditindaklanjuti. 

Ia juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, mengurangi sampah plastik, serta menanam pohon sebagai bagian dari upaya konkret merawat bumi.

Acara ditutup dengan penandatanganan simbolik di spanduk Domang dan Tari, sebagai wujud nyata bahwa budaya dan alam harus terus dirawat bersama. 

Kapolda Riau mengajak seluruh masyarakat Riau, dari kota hingga pelosok, untuk menjadikan Domang dan Tari sebagai refleksi hidup bersama yang lebih beradab dan berpihak pada alam.

"Rumahku, rumah Domang dan Tari. Mari kita wariskan rumah ini kepada anak-cucu kita, dalam keadaan hidup bukan sebagai kenangan mati."

Advertisement advertise here