Langsung ke konten utama

Babinsa Datangi Kantor PPL Cari Data Lahan Sawah untuk Sasaran Pengairan

SRAGEN, SABTANEWS.COM - Dalam upaya mendukung ketahanan pangan di wilayah binaannya, Serma Juhari Babinsa Desa Soko beserta 3 orang anggota Koramil 16/Miri Kodim 0725/Sragen melaksanakan kegiatan koordinasi dengan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) di kantor pertanian di Desa Doyong Kecamatan Miri. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendapatkan data luas lahan sawah yang menjadi sasaran pengairan, sekaligus memastikan distribusi air berjalan dengan baik dan merata bagi para petani. Juhari menyampaikan bahwa ketersediaan air merupakan faktor utama dalam keberhasilan pertanian, sehingga perlu dilakukan pendataan secara akurat terhadap lahan-lahan yang membutuhkan pasokan air. “Kami ingin memastikan agar sistem pengairan benar-benar tepat sasaran. Dengan data yang valid dari PPL, kita bisa bersama-sama mengantisipasi kekurangan air atau hambatan lain di lapangan,” ujar Juhari. Selain meminta data lahan, Juhari juga berdiskusi mengenai kondisi irigasi, kebutuhan petani di musim tanam mendatang...

Tradisi Megengan Jadi Momen Kebersamaan Menjelang Ramadan di Tuban


TUBAN, SABTANEWS.COM – Megengan merupakan tradisi turun-temurun yang masih lestari di berbagai daerah, khususnya di Jawa Timur, termasuk Kabupaten Tuban.

Menjelang bulan suci Ramadan, masyarakat menggelar doa bersama serta membagikan nasi berkat dan kue apem. Tradisi ini menjadi momen kebersamaan yang mempererat hubungan antarwarga.

Dina Susanti, warga Baturetno, Kecamatan Tuban, mengungkapkan bahwa setiap tahun ia bersama keluarganya selalu membuat berkat dan apem untuk dibagikan kepada tetangga. “Megengan ini bukan sekadar tradisi, tapi juga bentuk kebersamaan. Kami biasanya membuat makanan, termasuk apem, bersama keluarga, lalu membagikannya,” ujarnya, Sabtu (22/2/2025).

Sementara itu, Sumini, warga Kelurahan Mondokan, Tuban, juga mengaku selalu mengikuti megengan di musala dekat rumahnya. “Biasanya kami mengadakan doa bersama. Setelah itu, baru makan bersama dengan nasi berkat dan apem. Dengan begini, hati rasanya lebih tenang menyambut Ramadan,” katanya.

Sebagai sebuah tradisi yang sudah ada sejak zaman nenek moyang, megengan mencerminkan nilai-nilai spiritual dan budaya yang terus dijaga oleh masyarakat. Kata megengan sendiri berarti “menahan,” yang dalam konteks ini mengajarkan pentingnya menahan diri dari sifat-sifat tercela, seperti kesombongan dan merasa paling benar. Makna ini sejalan dengan esensi puasa Ramadan yang menuntut kesabaran, pengendalian diri, serta introspeksi.

Secara sejarah, megengan merupakan hasil akulturasi budaya Jawa dan Islam yang diperkenalkan oleh Wali Songo. Melalui tradisi ini, ajaran Islam dapat diterima secara lebih mudah oleh masyarakat setempat, dengan tetap mempertahankan unsur-unsur budaya yang sudah mengakar. Salah satu contohnya adalah keberadaan kue apem dalam megengan, yang bukan sekadar hidangan pelengkap, tetapi juga memiliki filosofi tersendiri.

Kue apem berasal dari kata afwan dalam bahasa Arab, yang berarti maaf atau ampunan. Sebutan ini kemudian disesuaikan dengan lidah masyarakat Jawa, sehingga menjadi apem. Hidangan ini dihadirkan sebagai simbol permohonan maaf kepada sesama serta permohonan ampun kepada Allah SWT atas segala dosa yang telah diperbuat. Diharapkan, dengan memohon ampun sebelum Ramadan tiba, umat Muslim dapat menjalankan ibadah puasa dengan hati yang bersih dan lapang.

Mengutip dari situs resmi Media Informasi Pesantren Tebuireng, penyajian apem dalam megengan bertujuan agar masyarakat dapat mengambil hikmah dari maknanya. Oleh karena itu, tradisi megengan di berbagai daerah umumnya diawali dengan tahlil dan istigasah di masjid atau musala. Setelah itu, masyarakat akan menikmati hidangan berupa nasi berkat dan apem secara bersama-sama, mempererat rasa kebersamaan dan kekeluargaan.

Megengan biasanya digelar pada minggu terakhir bulan Syakban sebagai bentuk rasa syukur karena dipertemukan kembali dengan Ramadan. Selain berkumpul di masjid, masyarakat juga memiliki tradisi nyekar, yakni berziarah ke makam keluarga atau leluhur untuk mendoakan mereka. Setelah itu, makanan khas megengan, termasuk apem, akan dibagikan kepada tetangga sebagai wujud kebersamaan dan saling berbagi berkah.

Tradisi megengan yang masih lestari hingga kini menunjukkan betapa eratnya hubungan antara budaya dan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan masyarakat Tuban. Lebih dari sekadar perayaan, megengan mengajarkan makna kebersamaan, introspeksi, dan kesiapan hati dalam menyambut bulan suci yang penuh berkah. (dadang bs/hei)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kasus Gantung Diri di RSJ Tampan Diduga Petugas Jaga Lalai Mengontrol CCTV

PEKANBARU, SABTANEWS.COM  - Terkait meninggalnya pasien RSJ Tampan yang diduga gantung diri, pihak keluarga korban AN menduga adanya kelalain petugas sehingga pasien gantung diri, ungkap Fiil Kunto ( keluarha dekat almarhum Ahmad Nurhadi )  saat dijumpai untuk memberikan keterangan di Polresta Pekanbaru, Rabu (30/4/2025). "Dimana, berdasarkan rekaman cctv yang ditunjukan Kepolisian kepada kami adanya percobaan gantung diri adik kami tersebut sebanyak dua kali percobaan", ucap Fiil. "Berdasarkan jam di rekaman cctv, percobaan gantung diri pertama terjadi pada hari Jumat (25/4) dipukul 05.46 sore, tapi gagal bunuh dirinya, karena kain atau baju yang dipakai korban melorot. Kemudian diulang lagi mengikat dipukul 05.48 dan dipukul 05.50 barulah diilitan dilehar turun dan menggantung, kemudian dipukul 5.52 badan korban masih bergerak dan gantung diri tersebut dijendela", terang Fiil. "Dan dipukul 05.58 baru ditemukan gantung diri oleh 3 orang petugas dan dinyatakan ...

Ikut Meriahkan HBP ke-61, Sekda Rohul Hadir di Lapas Pasir Pangarayan

PASIR PANGARAYAN, SABTANEWS.COM  - Puncak Hari Bakti Pemasyarakatan (Hbp) ke 61 Tahun 2025 di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Pasir Pangarayan berlangsung khidmat dan meriah pada Senin (28/4/2025). Kegiatan puncak ini dilaksanakan Tasyakuran secara serentak seluruh jajaran Pemasyarakatan Indonesia via zoom meeting. Hadir langsung di Lapas Pasir Pangarayan Bupati Rokan Hulu Anton,S.T.M.M yang diwakilkan Sekretaris Daerah M. Zaki,Ketua Dprd Rokan Hulu Hj Sumiartini, Kepala Kejaksaan Negeri Rokan Hulu, Ketua Pengadilan Negeri Pasir Pengaraian, Ketua Pengadilan Agama Pasir Pengaraian,dan Kepala Kementerian Agama Rohul. Dalam sambutan nya via virtual Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto menyampaikan Enam puluh satu tahun Pemasyarakatan, bukan sekadar hitungan waktu. Ini juga setara dengan ribuan kisah pengabdian, ribuan pekik perjuangan dan tentunya kesediaan tanpa pamrih dari para petugas yang bekerja dalam sunyi, menjaga api pembinaan tetap menyala di tengah ge...

Kejati Riau Geledah Kantor Disdikbud Rohil, Usut Dugaan Korupsi DAK Rp40 Miliar

Serangkaian kegiatan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau menggeledah Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) di Bagansiapiapi, Rabu (30/4/2025). Langkah ini merupakan bagian dari penyidikan kasus dugaan korupsi Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pembangunan dan rehabilitasi Sekolah Dasar (SD) tahun anggaran 2023. ROKAN HILIR, SABTANEWS.COM – Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau menggeledah Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) di Bagansiapiapi, Rabu (30/4/2025). Langkah ini merupakan bagian dari penyidikan kasus dugaan korupsi Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pembangunan dan rehabilitasi Sekolah Dasar (SD) tahun anggaran 2023. “Penggeledahan dilakukan oleh Tim Penyidik pada Bidang Tindak Pidana Khusus Kejati Riau,” kata Kepala Seksi Penerangan Hukum dan Humas Kejati Riau, Zikrullah. Dari penggeledahan itu, penyidik menyita sejumlah dokumen penting dan satu unit laptop yang diduga digunakan untuk menyusun rekapitulasi dana proyek. Data awal m...