Berdasarkan laporan United Nation Office for Disaster Risk Reduction 2025, ada lebih dari 240 jiwa yang terdampak bencana alam setiap tahunnya.
Demikian juga yang terjadi di Indonesia, di mana secara geografis terletak di kawasan ring of fire.
Kondisi ini menempatkan Indonesia pada peringkat ketiga negara dengan tingkat kerawanan bencana tertinggi di dunia, serta memiliki karakter risiko yang kompleks dan kerentanan yang relatif tinggi.
Melansir data BNPB, Herry Heryawan menyebutkan, per tanggal 19 Oktober 2025 terjadi 2.606 bencana alam di seluruh kawasan Indonesia.
Di antaranya 1.289 banjir, 544 cuaca ekstrem, 511 karhutla, 189 tanah longsor, dan 22 gempa bumi, serta 4 erupsi, dan beberapa bencana alam lainnya yang mengakibatkan 361 orang meninggal dunia, 37 orang hilang, 619 orang luka-luka, serta 5,2 juta orang mengungsi, 331.456 rumah rusak, 867 fasilitas umum dan perkantoran rusak.
“Untuk itu dibutuhkan langkah strategis yang komprehensif, responsif, dan berkesinambungan dalam rangka mencegah berbagai potensi bencana tersebut,” kata dia.
Sementara itu, data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKD) menyebutkan, saat ini 43,8 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan, yang puncaknya diperkirakan akan terjadi bertahap dari bulan November 2025 hingga Februari 2026.
“Meningkatnya curah hujan tersebut dapat mengakibatkan bencana hydro meteorologi, seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, hingga gelombang tinggi, khususnya pada beberapa wilayah di Indonesia,” jelasnya.
BMKG juga mendeteksi akan terjadinya fenomena La Nina pada November 2025 yang diperkirakan berlangsung hingga Februari 2026.
“Meskipun La Nina diprediksi dalam kategori lemah, namun tetap harus kita waspadai bersama karena akan berpengaruh terhadap meningkatnya kerawanan bencana,” katanya.
Herry Heryawan mengatakan apel kesiapsiagaan bencana ini merupakan wujud kehadiran negara di tengah-tengah masyarakat untuk memberikan rasa aman dan nyaman.
“Amanat yang diberikan bukan hanya sekadar tanggungjawab atas pelaksanaan tugas, melainkan panggilan moral dan wujud pengabdian tulus terhadap kemanusiaan,” tegasnya.
Herry Heryawan menyampaikan apresiasi kepada seluruh personel yang turut berkontribusi aktif dalam apel kesiapsiagaan tanggap darurat bencana ini
Sumber: Humas Polda




Komentar
Posting Komentar