PEKANBARU, SABTANEWS.COM - Kodam XIX/Tuanku Tambusai melaksanakan Karya Bakti dalam rangka Peringatan Hari Juang TNI AD Tahun 2025 pada Senin, 08 Desember 2025, bertempat di Lapangan Helipad Gedung Daerah Provinsi Riau, Jalan Diponegoro, Kota Pekanbaru. Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Pangdam XIX/Tuanku Tambusai, Mayjen TNI Dr. Agus Hadi Waluyo, S.A.P., M.M., CHRMP, Kegiatan tersebut dimulai pukul 08.00 WIB dan berlangsung dengan tertib, aman, serta penuh semangat kebersamaan. Sejumlah pejabat turut hadir dalam kegiatan ini, antara lain Plt. Gubernur Riau Ir. S. F. Hariyanto, M.T, Kapolda Riau Irjen Pol. Dr. Herry Heryawan, S.I.K., M.H., M.Hum, perwakilan Kejaksaan Tinggi Riau, perwakilan Lanud Roesmin Nurjadin, perwakilan Lanal Dumai, Danrem 031/Wira Bima Brigjen TNI Jarod Supriyanto, Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Riau H. Boby Rachmat, S.STP., M.Si., AIFO-P, serta para PJU Kodam XIX/TT dan PJU Korem 031/WB. Lebih lanjutn Dalam amanatnya, “Pangdam XIX/TT menegaskan bahwa H...
PEKANBARU, SABTANEWS.COM – Setiap tanggal 1 Mei, dunia memperingati Hari Buruh atau May Day sebagai bentuk penghormatan terhadap kontribusi besar para pekerja dalam membangun bangsa. Namun, peringatan ini justru menyisakan ironi bagi sebagian buruh di Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang masih mengalami kesenjangan perlindungan tenaga kerja.
Meski pemerintah menetapkan 1 Mei sebagai hari libur nasional, realitanya masih banyak buruh yang tetap bekerja. Bukan karena loyalitas semata, melainkan karena ketakutan: jika mereka libur, maka gaji atau honor mereka otomatis dipotong. Bagi buruh harian lepas atau pekerja informal, satu hari tanpa penghasilan bisa berdampak besar pada kebutuhan hidup keluarga.
"Bayangkan saja, satu hari libur berarti satu hari tanpa pemasukan. Padahal kondisi ekonomi di banyak daerah sedang sulit, bahkan mengalami defisit atau efisiensi," ujar Rahmat Handayani, Ketua Forum Pemimpin Redaksi (FPR) Riau, dalam keterangannya, Kamis (01/05/25).
Rahmat menyoroti ketimpangan yang terjadi di Hari Buruh. Ia menilai bahwa semestinya hari tersebut menjadi momen bahagia dan penuh penghargaan, bukan justru menjadi hari penuh kekhawatiran.
"Ini adalah hari mereka, Hari Buruh. Seharusnya bisa dirayakan dengan suka cita, bukan malah dipaksa tetap bekerja karena takut kehilangan upah," tegas Rahmat.
Ia pun mendesak pemerintah pusat maupun daerah serta DPR/DPRD untuk benar-benar mendengar suara para buruh dan memperjuangkan hak mereka. Salah satu tuntutannya adalah agar perusahaan tidak lagi memotong gaji atau honor buruh yang memilih libur di Hari Buruh.
"Pemimpin negeri, terutama di Provinsi Riau, harus mendengar jeritan para buruh. Tekankan kepada para pengusaha dan perusahaan untuk tidak semena-mena memotong penghasilan pekerja yang libur di Hari Buruh," tegasnya lagi.
Sebagai Ketua FPR Riau, Rahmat menyatakan komitmennya untuk terus menyuarakan hak-hak buruh agar keadilan dan kesejahteraan benar-benar terwujud, bukan hanya menjadi slogan tahunan semata.**
Rahmat Handayani
Ketua Forum Pemimpin Redaksi (FPR) Riau

Komentar
Posting Komentar