Disebut-sebut, sepertinya Dinas bergengsi milik Pemko Medan, dibawah kendali Bobby Nasution selaku Walikota Medan ini, sengaja mempekerjakan Manusia Sombong dan Arogansi tersebut, untuk menerapkan pelayanan Nihilisme kepada masyarakat, guna menghalangi atau menghambat siapa saja yang datang dalam rangka mempertanyakan Pelaksanaan Pekerjaan Proyek senilai Rp. 132 Miliar tersebut.
Apalagi diketahui, proyek tersebut saat ini sudah berjalan memasuki waktu 5 bulan pengerjaan, tapi belum juga selesai dikerjakan.
Sementara, waktu proses pengerjaan hanya 127 hari kalender, dan diprediksikan, tidak akan selesai dikerjakan. Sehingga, akan berpotensi menjadi Proyek Mangkrak, akibat melebih batas waktu pengerjaan yang telah ditentukan, serta diselimuti oleh segudang masalah lainnya.
Oleh karena kondisi tersebut, mengakibatkan lahirnya persepsi dan tudingan miring ditengah-tengah masyarakat, menghujat dan mengecam keras pihak Dinas PKPCKTR Kota Medan yang dinilai gagal total mengemban Amanah Menantu Presiden RI Joko Widodo, selaku Walikota Medan, yakni Bobby Nasution.
Bukan hanya itu, gagalnya Pembangunan Mega Proyek yang satu ini, yang disebut-sebut sebagai Proyek Kebanggaan Bobby Nasution, yang konon akan melaju sebagai Calon Gubernur dalam Kancah Perhelatan Pilkada Gubsu pada Oktober mendatang, juga dinilai sama sekali telah mencoreng nama baiknya, bahkan menginjak-injak Integritas dan Marwah Pemko Medan didepan Masayarakat Kota Medan secara spesifik, bahkan Sumatera Utara umumnya.
Alhasil, guna mengantisipasi pertanyaan miring yang bakal datang menyerang dari segala penjuru mata angin, akhirnya, disebut-sebut pihak Dinas PKPCKTR melalui PT Lingkar Persada dengan terpaksa harus mempekerjakan Security Sombong dan Arogan, agar siapa saja yang datang mempertanyakan keberadaan Proyek tersebut, khususnya Wartawan, akan berhadapan dengan Pelayanan Premanisme ala Coboy Canada Country, yang Sok Hebat dan Sok Patentengan.
Realitanya, saat sejumlah Wartawan yang terdiri dari berbagai Media Online, yang merupakan Pengurus sekaligus Keanggotaan DPW Ikatan Media Online (IMO)-Indonesia, dibawah Pimpinan H Ahmad Nuar Erde selaku Ketua, Selasa (30/7/2024), saat mengunjungi lokasi Proyek Bergengsi ini, dalam rangka Investigasi dan Konfirmasi langsung terkait sejauh mana progres Pelaksanaan Pengerjaannya, para Awak Media tersebut mendapatkan pelayanan yang menyakitkan, serta membuat panas ubun-ubun. Karena, selain diusir dari lokasi Proyek, juga diajak duel di Lokasi Proyek seputaran Stadion Teladan Medan, oleh Oknum Security Sombong dan Arogansi dimaksud.
Kronologisnya, saat sejumlah Wartawan yang datang mencoba memasuki Lokasi Proyek tersebut, langsung dihadang oleh Oknum Security Sombong tersebut. Dan dengan nada Arogan, selanjutnya mengusir para Awak Media.
“Pergi, pergi sana, ngak ada konfirmasi-konfirmasi", katanya ketika salah seorang Wartawan berusaha mencoba bersahabat dengan memperkenalkan diri, dan bertanya kepada siapa harus konfirmasi seputar pengerjaan Proyek dimaksud.
“Kami datang dengan sopan dan bertanya kepadanya, kepada siapa Kami Konfirmasi tentang pembangunan Proyek ini. Security itu menjawab tidak sopan, katanya, tak ada dan pergi sana sambil membanting pintu,” ujar Saprin Purba dan Wartawan lainnya kepada rekan Awak Media yang bersamaan ada di lokasi Proyek tersebut.
Mendapat perlakuan yang tidak simpati itu, serta berusaha menghindari keributan, akhirnya para Insan Pers tersebut, nongkrong di sebuah Warung Es Kelapa Muda yang persis berada di depan lokasi proyek.
Tak berselang lama, Oknum Security PT Lingkar Persada itu, lalu mendatangi para Wartawan, dengan didampingi seseorang temannya bernama Hery yang mengaku sebagai Pengawas Proyek itu.
Spontan saja, Oknum Security tersebut menarik lengan Saprin Purba, lalu mengajak berkelahi dan terlihat seakan mau memukul Saprin Purba sambil membentak dan memaki.
“Ayok main Kita,” kata si Oknum Security.
Untungnya Hery berhasil melerai dan menyuruh Oknum Security tersebut masuk ke lokasi Proyek. Dan Hery berupaya berkomunikasi dengan para Wartawan dan berjanji akan menegur di Oknum Security tersebut.
Atas kejadian itu, Nuar Erde sangat menyesalkan kejadian tersebut. Pemimpin Redaksi Media Online Penasumut.online ini, mencoba mengkonfirmasi Pengawas Proyek lainnya bernama Riko melalui telepon selularnya.
Dalam sambungan telpon, Riko mengaku dirinya Pengawas keamanan di Proyek tersebut. Menurutnya, dia tidak menguasai persoalan Proyek, kalau untuk menanyakan hal Proyek, pihaknya mengarahkan Wartawan agar bertanya ke Dinas PUPR Kota Medan.
“Kalau soal Proyek Saya tidak paham Pak, tanyakan saja langsung ke Dinas PUPR Kota Medan. Saya hanya Pengawas soal Keamanan saja", katanya.
Kepada Riko, Nuar Erde juga mengatakan, bahwa tindakan Security tersebut sudah menyalahi ketentuan yang berlaku tentang Pers.
“Ya tadi ada petugas kemananan mengusir, memaki dan mau memukul Wartawan, itu bagaimana, siapa namanya dan apa tindakan dari pihak pihak Proyek. Itu kan tidak benar. Wartawan datang baik-baik dan sopan mau konfirmasi, eh malah dikasari", sambung Nuar Erde.
“Iya Pak, untuk petugas keamanan itu tadi akan Kami nasehati,” ujarnya Riko dari balik handponenya.
Informasi yang berhasil dihimpun dalam investigasi IMO-Indonesia, tercatat pada papan Plank Proyek tercantum bahwa Proyek Pengerjaan Fisik Sarana Dan Prasarana Pendukung Stadion Teladan Medan milik Dinas PKPCKR Pemko Medan, yang dikerjakan PT Lingkar Persada, memiliki waktu pelaksanaan selama 270 hari kelender, sejak tanggal kontrak 1 Februari 2024 sampai dengan 27 Oktober 2024.
Akan tetapi, ketika dilihat hasilnya di lapangan, progres pembangunannya dengan jumlah waktu yang sudah mencapai 5 bulan, diprediksi tidak akan siap dikerjakan pada 27 Oktober 2024 mendatang, dan hal itulah yang mau dikonfirmasi para Wartawan.
Dilain sisi, pihak Dinas PKPCKR Pemko Medan, saat dikonfirmasi terkait hal ini, hingga berita ini diterbitkan, belum dapat ditemui atau dihubungi via HP. (***)