MAMUJU, SABTANEWS.COM -- Pendeta Yohanis lahir di Dusun Lambu, Desa Makkaliki, Kecamatan Kalumpang Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat.
Meski usianya yang masih muda bahkan Pemuda lajang yakni belum memiliki Pasangan hidup, Ia berbeda dengan anak se usianya.
Pada tahun 2015 pasca tamat dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Ia melanjutkan pendidikan dan kuliah di Jakarta serta mengambil jurusan Theologia di Sekolah Tinggi Teologia (STT) AGAPE Jakarta.
Oleh anugerah Tuhan pada tahun 2019 Pdt. Yohanis menyelesaikan Sarjana Theologia dan mendapat predikat Sarjana Theologia di tahun yang sama.
Oleh karena hatinya yang sangat rindu untuk membangun kampung halamannya dan mengasihi jiwa jiwa yang ada di Dusun Lambu mengingat hanya ada satu Gereja di kampung halamannya itu, Pendeta Yohanis sempat menjadi pengerja dan membantu pelayanan Pendeta sebelumnya.
Pasca Gembala yang bertugas di GBI Jemaat Lambu meninggal dunia, Pdt. Yohanis yang sempat menjadi wakil Gembala sebelumnya, dipercayakan Tuhan lewat Jemaat untuk menjadi Gembala, oleh karena selain Pdt. Yohanis telah mengikuti pendidikan Sekolah Alkitab dan Sekolah Theologia, Pdt Yohanis juga dianggap mampu melayani jemaat dengan sikap hati yang tulus.
Oleh karena GBI Jemaat Lambu hampir berumur 20 Tahun, Pendeta Yohanis Rindu untuk membangun kembali tempat Ibadah atau Gereja mereka.
Sebagai Gembala yang masih sangat enerjik, kesehariannya diisi dengan waktu selain mengurus warga sejumlah 42 KK atau kurang lebih 100 jiwa termasuk anak anak sekolah minggu, Pdt Yohanis merelakan dirinya untuk menjadi Tukang Ojek.
Kesehariannya hampir melewati jalan terjal, jalan licin dan berbatu bahkan terkadang Nyawa terancam saat bertemu dengan binatang buas seperti Ular Piton raksasa bahkan jenis ular berbisa lainnya di hutan belantara.
Oleh karena jalan yang ekstrim dan masih sangat sulit sampai di dusun Lambu, Pdt Yohanis dan beberapa anggota Jemaat yang seusianya dikenal sebagai tukang ojek. hasil uang yang Pdt. Yohanis dapatkan Ia tabung dan meulai membeli bahan Material sedikit demi sedikit untuk membangun Gerejanya.
"Gereja ini sangat meprihatinkan, puluhan tahun Gereja ini berdiri sama sekali belum pernah disentuh oleh bantuan"
"Meski profesi saya sebagai Tukang Ojek, tapi saya tau semua yang saya lakukan didasari agar Gereja ini bisa dibangun kembali karena jika tidak dibenahi segera, Gereja ini akan roboh karena selain tiang tiang Gereja mulai lapuk, lantai Gereja beralaskan tanah, dinding Gereja juga hanya terbuat dari bilik bambu belum lagi atap yang mulai bocor, tentu akan berdampak buruk pada saat Jemaat sedang melaksanakan Ibadah, apalagi saat musim penghujan tiba" tutupnya.
Bagi para pembaca dan orang orang baik dapat memberikan sebuah harapan dan semangat yang nyata kepada Pendeta Yohanis, sebagai bukti bahwa Ia tidak sendiri dalam perjuangannya melalui contak Yayasan Bahtera Peduli Nusantara dengan call center 085241484046 atau dapat menghubungi website yayasanbahterapedulinusantara.web.id (red)